Konstantinopel telah berhasil ditaklukkan oleh Sultan Muhammad al-Fatih bersama para Ghazi pada tahun 1453. Dengan keberhasilan ini, maka janji Rasulullah Shalallahu’alaihi wasallam benar-benar terwujud. Umat Islam bersyukur dalam kegembiraan, dan derap kebanggaan disematkan kepada Sultan Muhammad al-Fatih dan pasukannya. Mereka telah mendapatkan gelar sebagai komandan terbaik dan pasukan terbaik, sebagaimana pernah disebutkan oleh Rasulullah 800 tahun yang lalu.Namun, dengan keberhasilan ini, bukan berarti perjuangan Sultan Muhammad al-Fatih dan para Ghazi telah berakhir. Justru ini baru sekadar permulaan, dan penaklukan selanjutnya masih terbentang di depan mata. Masih banyak kekufuran yang bercokol di berbagai belahan dunia, dan ia bertekad untuk menghentikan semuanya.Salah satu malapetaka besar yang terjadi setelah penaklukan Konstantinopel, adalah apa yang diperbuat oleh Vlad Dracula. Dahulu, dia pernah dididik bersama Sultan Muhammad al-Fatih, namun kemudian dia lebih memilih tetap berada di dalam kekufuran dan kesesatan. Dia melarikan diri dan berkhianat. Bahkan lebih dari itu, dia membunuh ribuan pasukan Muslim dan memancang mereka tanpa belas kasihan. Kezhaliman yang tiada terperi itu, membawa kesedihan mendalam bagi diri Sultan Muhammad al-Fatih.Maka, mau tak mau, Sultan Muhammad al-Fatih segera menghimpun pasukannya, dan bergerak menuju Wallachia, untuk menghentikan segala kerusakan yang diperbuat Vlad Dracula. Dengan seluruh persenjataan, pasukan, dan segala persiapannya, Sultan Muhammad al-Fatih mengarahkan semuanya kepada Vlad Dracula. Demikianlah kisah novel Unfinished Enemy ini, yang akan menjadi titik akhir dari rangkaian kisah para Ghazi.